Home » » LIKA LIKU SI BARANG HARAM

LIKA LIKU SI BARANG HARAM

Written By S.Nainggolan, A.Md on 09 Juli 2008 | Rabu, Juli 09, 2008

Kelompok mafia narkoba dan obat psikotropika kini semakin canggih dalam menjalankan aksinya. Mereka menggunakan modus - modus terbaru untuk membawa barang haram itu masuk ke negara kita. Mereka tidak pernah mengenal kata menyerah untuk memuluskan bisnis barang mematikan itu. Dalam beberapa bulan terakhir penyelundupan narkoba lewat peti kemas Bandara Soekarno - Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok kian marak. Bahkan dengan modus yang semakin canggih, karena pihak aparat keamanan dalam beberapa tahun terakhir sangat gencar melakukan pemberantasan narkoba termasuk upaya memutus mata rantai perdagangan internasional. Barang - barang haram yang masuk ke Indonesia sebagian besar didatangkan dari luar negeri, terutama bahan bakunya, seperti bahan baku ekstasi, heroin, haxis, sabu atau jenis narkoba lainnya.

Selama ini para penyelundup narkoba dari diluar negeri atau luar pulau masuk ke Jakarta melalui Bandar Udara Soekarno - Hatta atau Pelabuhan Tanjung Priok. Mereka membawa narkoba dengan koper, tas atau dimasukkan ke barang - barang bawaan yang dilapisi alat anti detektor.
Biasanya barang - barang tersebut tidak sesuai dengan dokumen yang dimiliki untuk mengelabui petugas. Cara lain untuk mengelabui petugas Bea Cukai Bandara Soekarno - Hatta yaitu menyembunyikan narkoba lewat pakaian, makanan, minuman dan mainan anak - anak. Bahkan pelaku menaruh narkoba didalam tubuhnya.
Sepanjang tahun 2008 ini Bea dan Cukai Bandara Soekarno - Hatta Cengkareng, misalnya berhasil menggagalkan enam kali upaya penyelundupan psikotropika. Diantaranya penyelundupan 1,8 kilogram sabu dan 1 kilogram ketamin senilai 5 milyar oleh Kwan Cimin, warga Cina pada 5 Mei lalu.
Selain itu juga ketamin 3 kilogram senilai 6 milyar rupiah oleh Richie Charlie Peterson dan Yohanes Tarkam warga Indonesia pada 26 April. Sebelumnya 20 Februari sebanyak 515,56 gram kokain yang dibawa warga Inggris dan 2 wanita Taiwan dengan cara diselipkan di tas penumpang.
Bahkan ada modus yang mencoba menaburkan obat - obat psikotropika didalam koper sehingga sulit di deteksi. Sejumlh pelaku yang tertangkap mengaku hanya sebagai kurir. Mereka mendapatkan upah dari orang yang menyuruhnya.
Meksi aparat Bea Cukai semakin intensif melakukan upaya menggagalkan penyelundupan narkoba, namun para penyelundup juga semakin canggih menggunakan modus - modus baru, diantaranya memasukan narkoba ke dalam permen dan alat - alat kosmetik.
Sementara itu saat ini para penyelundup juga lebih menyukai pembawa narkoba dalam paket besar melalui jalur laut dan antar pulau menggunakan kapal - kapal kecil sehingga bisa masuk tanpa melewati alat deteksi.
Aparat kepolisian sudah mulai mencium modus baru tersebut sehingga berupaya keras menggunakan barang mafia narkoba kelas dunia disejumlah titik pantai yang curigai.
Meski aparat berupaya keras memberantas dan memutus sampai perdagangan internasional narkotika dan obat - obatan psikotropika, namun para pedagang selalu tidak pernah kehilangan karena pasar narkoba di Indonesia terutama di kota - kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Bali sangat potensial.
Segmen II
Selama bertahun-tahun para sindikat perdagangan narkotika dan obat-obat spikotropika menjadikan bandar udara sebagai pintu masuk utama. Di Indonesia sendiri, perdagangan barang haram untuk jenis - jenis tertentu mulai marak sejak tahun 1997.
Awalnya barang-barang tersebut dibawa masuk dai negara-negara kawasan segi tiga emas dan bulan sabit emas. Negara segi tiga emas penghasil narkoba adalah Myanmar, Laos dan Thailand.
Sementara bulan sabit emas adalah Iran, Pakistan dan Afganistan. Biasanya barang haram yang dibawa dari negara bulan sabit emas dilakukan oleh orang-orang Afrika berkulit hitam.
Namun belakangan barang-barang haram tersebut masuk dari berbagai negara seperti Amerika, Belanda, Hongkong, Malaysia dan Singapura. Karena itu aparat Bea Cukai di Bandar Udara Soekarno Hatta akan lebih intensif mengawasi warga yang berasal dari negara kawasan segi tiga emas dan bulan sabit emas.
Proses rekruetmen menjadi anggota sindikat perdagangan narkoba dan psikotropika internasional juga sangat rumit dan lama. Tidak sembarang orang dapat melakukannya.
Sang bandar juga sangat berhati-hati dalam merekrut kurir. Sebelumnya harus ada semacam proses rekruetmen menjadi anggota melalui berbagai tahap. Jika sudah yakin barulah dipercaya untuk melakukan operasi penyelundupan. Hubungan diantara mereka pasti sudah sangat dekat dan lebih mirip hubungan keluarga.
Modus dan proses pengiriman narkoba dan obat-obat spikotropika kini juga semakin beragam. Sindikat perdagangan internasional juga selalu melihat celah pintu masuk ke negara-negara tujuan.
Ketika di bandara pengamanan sudah semakin ketat dan menggunakan alat-alat yang canggih mereka juga berusaha menggunakan cara-cara baru. Mereka memasukan barang-barang haram tersebut kedalam barang atau benda yang tidak mencurigakan.
Sementara kuantitas pengiriman juga tidak dalam jumlah yang sangat besar, namun continue. Sasaran utama juga sudah mulai bergeser. Meski bandar udara masih digunakan sebagai pintu masuk, namun disinyalir mereka kini menggunakan pintu masuk yang tidak melewati alat-alat deteksi terutama melalui pelabuhan antar pulau.
Atau kawasan-kawasan pantai dengan menggunakan kapal-kapal pribadi. Baru setelah sampai didaerah sasaran, barang yang dapat merusak mental bangsa ini menyebar ke kurir-kurir kecil di lokasi hiburan malam disejumlah kota besar.
Segmen III

Narkoba dan obat psikotropika kini menjadi musuh utama bangsa Indonesia, selain korupsi dan kemiskinan. Pemerintah melalui aparat kepolisian dan Bea Cukai terus berupaya memberantas mata rantai perdagangan barang yang merusak generasi muda tersebut.
Badan Narkotika Nasional (BNN) yang ditunjuk khusus memberantas perdagangan dan peredaran narkotika membentuk Satuan Tugas Khusus yang beranggotakan berbagai instansi yang berada di bandara yang diketuai oleh Kepala Bea Cukainya.
Selain bertugas untuk pendidikan dan pencegahan masuknya narkoba di bandara, Satgas tersebut juga untuk menjalin kerjasama dengan sejumlah bandar internasional lainnya. Sejumlah alat pemantau yang bisa mendeteksi apakah orang - orang tersebut mencurigakan atau tidak dapat dimonitor oleh aparat yang bertugas.
Alat - alat tersebut beragam dan tersebar diberbagai sudut areal Terminal Kedatangan Bandara Soekarno - Hatta, Jakarta. Selain alat - alat canggih, anjing pelacak yang terlatih selalu disiagakan untuk membantu melacak barang bawaan penumpang yang mencurigakan.
Narkotika dan obat - obat psikotropika memang terbukti memiliki daya hancur yang luar biasa terutama bagi generasi muda. Dari penelitian Badan Narkotika Nasional dan Universitas Indonesia, saat jenis diseluruh Indonesia terdapat 3,2 juta penduduk atau 1,5 persen dari total penduduk yang menjadi pecandu narkoba, dan 800 ribu diantaranya menggunakan jarum suntik. Sebagian besar pengguna adalah laki - laki dengan prosentasi 79 persen dan 21 persen perempuan.
Akibat penyalahgunaan narkoba kerugian bangsa Indonesia hingga tahun 2009 diperkirakan mencapai 46,5 triliun rupiah, bahkan jika tidak ditanggulangi akumulasi kerugian bisa mencapai 207 triliun rupiah. Karena itu tidak ada kata lain kecuali bangsa Indonesia harus bersama - sama memberantas narkoba.
Masyarakat sudah saatnya menjadi polisi bagi lingkungannya sendiri. Jika ada yang mencurigakan masyarakat harus berani bertindak tegas. Bahkan sudah saatnya pengenalan bahaya narkoba melibatkan institusi pendidikan, karena narkoba nyata-nyata menjadi penghancur jiwa dan raga generasi muda.
Ribuan orang kini menjadi korban keganasan narkoba. Tentu kita tidak akan rela akan jatuh korban - korban baru setiap hari, setiap menit dan setiap detik ke lembah kehancuran. (Sup/Dv). Sumber : Indosiar.com
Share this article :

0 Tanggapan:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Berita Narkoba - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger